Saturday, January 01, 2005

Memanusiawikan Donatur Aceh

Oleh : Bambang Haryanto
Esai Epistoholica No.16/Januari 2005
Home : Epistoholik Indonesia



Kerja sosial yang dilakukan pelbagai media massa dengan menghimpun sumbangan dari pembaca dan menyalurkannya pada fihak-fihak yang berkepentingan, adalah perbuatan mulia yang pantas didukung. Pelbagai media tersebut, seperti Kompas dengan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) selama ini, menunjukkan keberhasilan. Faktor utamanya, mungkin, karena didukung oleh kepercayaan, kredibilitas dan transparansi.

Di tengah musibah sangat dahsyat yang melanda saudara-saudara kita di Aceh, saya mengusulkan agar kinerja DKK itu ditingkatkan secara ekstra. Terlebih jangka waktunya direncanakan selama 14 hari. Kalau selama ini cukup dengan membuka rekening di bank, alangkah baiknya bila tempat-tempat untuk menerima sumbangan itu juga dibuka di pelbagai kantor perwakilan Kompas yang ada di pelbagai kota di Indonesia Jadi tidak hanya di kantor Palmerah saja.

Faham saya, penyumbang itu manusia juga. Umpan balik yang diberikan oleh mesin ATM atau teller bank, saya kira kurang cukup. Penyumbang juga butuh sentuhan manusiawi, baik senyum dan ucapan terima kasih yang tulus.

Belum lagi bila antarpenyumbang terjadi interaksi di tempat-tempat penerimaan sumbangan itu, hal ini akan menambah ikatan solidaritas antarsesama secara nyata. Kemudian diharapkan ramuan kimia yang berlangsung akan menjadi virus positif, hingga mampu menular, jadi bola-bola salju dan semakin menggerakkan publik secara lebih banyak lagi untuk terlibat dan berperanserta.

Semoga sumbang saran sederhana ini bermanfaat adanya. Terima kasih.


BAMBANG HARYANTO
Warga Epistoholik Indonesia
Jl. Kajen Timur 72 Wonogiri 57612
E-mail : epsia@plasa.com


Catatan : Surat pembaca ini aku kirimkan tanggal 30 Desember 2004 ke Harian Kompas edisi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta dan Nasional.

Pemahaman yang melandasi ide surat pembaca ini bersumber dari bukunya Emanuel Rosen, The Anatomy of Buzz : Kiat Pemasaran Dari Mulut Ke Mulut . Elex Media Komputindo, 2004. 342 halaman.

Bencana dahsyat tsunami di Banda Aceh, yang menurut kajian ilmu geologi adalah empasan air bermilyar ton, menerbitkan kekuatiranku atas nasib keluarganya Cut Fachmaida Amien, yang tinggal di Punge Blang Cut II, Banda Aceh. Apakah kawasan ini termasuk daerah bencana ?

No comments:

Post a Comment